Salah
satu kegiatan yang dapat memanusiakan manusia adalah refleksi diri. Pengertian refleksi
diri disini adalah mengaca diri, melihat kembali terhadap apa-apa yang telah
dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kemampuan diri. Kegiatan ini
banyak manfaat untuk melihat sejauh mana kita mampu menjaga konsistensi diri. Selain
itu, sebagai salah satu bahan renungan dalam menghadapi suatu permasalahan
tertentu.
Setiap
manusia memiliki tujuan hidupnya masing-masing. Untuk mencapai tujuannya
diperlukan indikator yang dicapai tiap jangka waktu tertentu, agar memudahkan
diri dalam mencapai tujuannya. Tujuannya adalah saya akan lebih pandai dalam pelajaran
Matematika pada kelas VII, dan salah satu indikator per-harinya adalah “hari Rabu
saya akan menyelesaikan 2 soal Matematika”. Dilihat dari indikator
pencapaiannya, pribadi tersebut mempunyai suatu tujuan dalam jangka waktu
tertentu. Untuk melihat apakah indikatornya tercapai atau tidak bisa dilihat dalam
bentuk pertanyaan sederhana : “apakah di dalam buku Matematika saya telah
menyelesaikan 2 soal?”. Jika “ya”, maka refleksi diri yang mesti dilakukan
adalah “hari Kamis saya akan menyelesaikan 3 soal Matematika”. Jika “tidak”, maka
refleksi diri yang mesti dilakukan “bagaimana hari kamis saya dapat
menyelesaikan 2 soal matematika?”.
Fokus dalam refleksi adalah mencari
suatu peluang atau kesempatan agar indikator pada jangka waktu tertentu bisa
tercapai. Peluang itu bisa dibuat. Misalkan dari merunut kegiatan selama hari
Rabu dari bangun tidur hingga tidur kembali, adanya suatu peluang yang bisa
digunakan untuk mencapai indikator yaitu : “selepas makan malam, saya melakukan
kegiatan jaringan sosial (fb-an) selama 1 jam”. Waktu 1 jam tersebut,
disisihkan 10 menit untuk menyelesaikan 2 soal matematika, sehingga indikator
yang akan dicapainya adalah : “hari kamis selepas makan malam saya akan
menyelesaikan 2 soal matematika selama 10 menit”.
Prinsip dasar dalam menentukan
indikator adalah tidak mempersulit diri, memudahkan diri, manfaat bagi diri,
dan dilakukan dengan bertahap. Agar pencapaian indikator bisa dilaksanakan
dengan optimal. Segala sesuatu pun harus dilaksanakan tanpa ada rasa beban yang
membuat diri sanggup untuk melaksanakannya dan jadikan lah “hari esok lebih baik dari hari ini”
sebagai slogan yang menjadi motivasi dalam diri.
Realita tidak semudah teori. Terkadang,
permasalahan yang rumit dan tak mampu diselesaikan oleh satu pribadi menjadikan
refleksi tidak berdaya guna dan manfaat. refleksi
bersama bisa menjadi salah satu alternatif dalam penyelesaian masalah. Misalkan
hasil dari merunut kegiatan selama hari Rabu dari bangun tidur hingga tidur
kembali, tidak melihat adanya kesempatan untuk menyelesaikan 2 soal matematika.
Hasil runutan tersebut, dibagikan atau diberitahukan kepada adik atau sahabat
karib. Dan ajukan pertanyaan kepadanya “adakah waktu yang saya bisa gunakan
untuk menyelesaikan 2 soal matematika?”. Jika ada, maka jadikan indikator untuk
hari esoknya. Jika tidak, maka tanyakan kepada ahlinya.
Seseorang dikatakan ahli, apabila
telah memenuhi standar baku / kompetensi yang ditetapkan dengan benar. Misalkan
: ahli dalam kasus diatas diantaranya adalah guru profesional bidang pelajaran
matematika, wali kelas profesional di sekolah, dan guru BP profesional. Paparkanlah
urutan waktu pada hari Rabu, dan ajukan pertanyaan “adakah waktu yang saya bisa
gunakan untuk menyelesaikan 2 soal matematika?”. Jika ada, maka jadikan
indikator untuk hari esoknya. Jika tidak, maka tanyakan kepada Yang Maha Ahli.
Ada ketidakpantasan tatkala
menjadikan Yang Maha Ahli sebagai solusi terakhir. Oleh karena itu, ubah
sistematika refleksi bersama dengan mengawali penyelesaian masalah dengan Yang
Maha Ahli dilanjutkan penyelesaian masalah dengan sahabat karib atau ahlinya. Agar
tujuan dari pribadinya bisa dicapai dan diraih sehingga kebahagiaan kan
menanti.
“Bersama pasti
bisa”
Bersambung.
No comments:
Post a Comment