Friday, May 24, 2013

Refleksi Bersama I



Salah satu kegiatan yang dapat memanusiakan manusia adalah refleksi diri. Pengertian refleksi diri disini adalah mengaca diri, melihat kembali terhadap apa-apa yang telah dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kemampuan diri. Kegiatan ini banyak manfaat untuk melihat sejauh mana kita mampu menjaga konsistensi diri. Selain itu, sebagai salah satu bahan renungan dalam menghadapi suatu permasalahan tertentu.
Setiap manusia memiliki tujuan hidupnya masing-masing. Untuk mencapai tujuannya diperlukan indikator yang dicapai tiap jangka waktu tertentu, agar memudahkan diri dalam mencapai tujuannya. Tujuannya adalah saya akan lebih pandai dalam pelajaran Matematika pada kelas VII, dan salah satu indikator per-harinya adalah “hari Rabu saya akan menyelesaikan 2 soal Matematika”. Dilihat dari indikator pencapaiannya, pribadi tersebut mempunyai suatu tujuan dalam jangka waktu tertentu. Untuk melihat apakah indikatornya tercapai atau tidak bisa dilihat dalam bentuk pertanyaan sederhana : “apakah di dalam buku Matematika saya telah menyelesaikan 2 soal?”. Jika “ya”, maka refleksi diri yang mesti dilakukan adalah “hari Kamis saya akan menyelesaikan  3 soal Matematika”. Jika “tidak”, maka refleksi diri yang mesti dilakukan “bagaimana hari kamis saya dapat menyelesaikan 2 soal matematika?”.
            Fokus dalam refleksi adalah mencari suatu peluang atau kesempatan agar indikator pada jangka waktu tertentu bisa tercapai. Peluang itu bisa dibuat. Misalkan dari merunut kegiatan selama hari Rabu dari bangun tidur hingga tidur kembali, adanya suatu peluang yang bisa digunakan untuk mencapai indikator yaitu : “selepas makan malam, saya melakukan kegiatan jaringan sosial (fb-an) selama 1 jam”. Waktu 1 jam tersebut, disisihkan 10 menit untuk menyelesaikan 2 soal matematika, sehingga indikator yang akan dicapainya adalah : “hari kamis selepas makan malam saya akan menyelesaikan 2 soal matematika selama 10 menit”.
            Prinsip dasar dalam menentukan indikator adalah tidak mempersulit diri, memudahkan diri, manfaat bagi diri, dan dilakukan dengan bertahap. Agar pencapaian indikator bisa dilaksanakan dengan optimal. Segala sesuatu pun harus dilaksanakan tanpa ada rasa beban yang membuat diri sanggup untuk melaksanakannya dan jadikan lah “hari esok lebih baik dari hari ini” sebagai slogan yang menjadi motivasi dalam diri.
            Realita tidak semudah teori. Terkadang, permasalahan yang rumit dan tak mampu diselesaikan oleh satu pribadi menjadikan refleksi tidak berdaya guna dan manfaat. refleksi bersama bisa menjadi salah satu alternatif dalam penyelesaian masalah. Misalkan hasil dari merunut kegiatan selama hari Rabu dari bangun tidur hingga tidur kembali, tidak melihat adanya kesempatan untuk menyelesaikan 2 soal matematika. Hasil runutan tersebut, dibagikan atau diberitahukan kepada adik atau sahabat karib. Dan ajukan pertanyaan kepadanya “adakah waktu yang saya bisa gunakan untuk menyelesaikan 2 soal matematika?”. Jika ada, maka jadikan indikator untuk hari esoknya. Jika tidak, maka tanyakan kepada ahlinya.
            Seseorang dikatakan ahli, apabila telah memenuhi standar baku / kompetensi yang ditetapkan dengan benar. Misalkan : ahli dalam kasus diatas diantaranya adalah guru profesional bidang pelajaran matematika, wali kelas profesional di sekolah, dan guru BP profesional. Paparkanlah urutan waktu pada hari Rabu, dan ajukan pertanyaan “adakah waktu yang saya bisa gunakan untuk menyelesaikan 2 soal matematika?”. Jika ada, maka jadikan indikator untuk hari esoknya. Jika tidak, maka tanyakan kepada Yang Maha Ahli.
            Ada ketidakpantasan tatkala menjadikan Yang Maha Ahli sebagai solusi terakhir. Oleh karena itu, ubah sistematika refleksi bersama dengan mengawali penyelesaian masalah dengan Yang Maha Ahli dilanjutkan penyelesaian masalah dengan sahabat karib atau ahlinya. Agar tujuan dari pribadinya bisa dicapai dan diraih sehingga kebahagiaan kan menanti.
“Bersama pasti bisa”
Bersambung.

No comments:

Post a Comment