Monday, December 5, 2011

kehilangan ciremai 1

sebuah perjalanan yang kami (Kukuh, Sandy, ryan, izzudin, mufti, dan Hilman Nuha) lakukan menuju gunung Ciremai. gunung tersebut merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat. berada di daerah cirebon. terbentang dari majalengka hingga kuningan.
kami semua bernama RAMAPALA (Remaja Masjid Penjelajah Alam Raya), sudah jelas kami bukan PA (Pecinta Alam) dikarenakan kurang memiliki rasa cinta terhadap alam, selain itu setiap pendakian kurang memperdulikan alam sekitar.
semoga kedepan nanti kita RAMAPALA bisa memulai untuk mencintai alam sekitar dan menjaga alam sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Maha Pencipta, amin.
rencana awal pendakian ciremai, dilakukan selama 3 hari dua malam. menurut saya, hal tersebut ideal.saya pun mencoba untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin, dari fisik, perlengkapan, dan persediaan makanan. (bagi yang ingin mengetahui persiapan yang saya lakukan klik disini).
         pendakian kami ke gunung ciremay, kalo tidak salah dilaksanakan pada tanggal 3 syawal. biasanya, pada tanggal segitu, semua orang muslim masih menikmati masa-masa ketupat, atau sedang masa-masanya silaturahim ke keluarganya (mudik), kayaknya g ada yang melakukan perjalanan bersama teman-temannya atau pun melakukan liburan bersama teman-temannya. dipikir-pikir, saya aneh juga melakukan perjalanan tersebut, namun kesempatan pendakian ini merupakan kesempatan yang langka.

Alhamdulillah, walaupun pendakian kali ini dilakukan dalam waktu yang tidak lumrah. Izin orang tua meyertai pendakian ini. Sehingga, harapan keselamatan diri dan rekan-rekan pun diiringi dengan doa orang tua. PERINGATAN KERAS! Jangan melakukan pendakian tanpa izin orang tua!
         1 September 2011, pukul 15.00. semua personil Ramapala berkumpul di rumah Sandi. Kami semua berkumpul disana, terkecuali kukuh yang sudah menuggu kami di Cirebon. Pukul 16.00 kami berangkat menuju terminal Cicaheum. Kami melakukan perjalanan malam menuju Cirebon. Ada sesuatu hal yang menarik dalam perjalanan menuju di Cirebon, ketika salah seorang dari kami buang air kecil di salah satu terminal di daerah Bandung. Sekitar pukul 16.45, teman saya sedang buang air kecil di toilet umum, sedang asyik-asyiknya buang air kecil, terdengar seperti suara orang yang sedang bersetubuh. Yang anehnya, mereka bersetubuh di toilet umum di bulan sehabis syawal. Kayaknya tu orang engga beradab banget, karena bersetubuh di wc. Sekalipun pasangan suami istri, setidaknya lakukan hal tersebut di tempat yang lebih pantas. Apabila bukan pasangan suami istri, jangan melakukan hal tersebut, itu zina dan zina itu dosa. Kalo pun tidak kuat lakukanlah shaum, karena shaum akan menjaga hawa nafsu kita. Semoga menjadi pelajaran.
       Pukul 23.00, kami sampai di kota cirebon. Kota yang tidak pernah saya mengerti dari bahasanya (mayoritas berbahasa Jawa), dan keadaan kotanya. Wajar saja saya tidak mengerti keadaan kotanya, karena ketika itu pada malam hari. Pukul 03.00, kami sampai di pos Linggar jati. Dalam benak saya, linggar jati merupakan tempat di daerah hutan dan kondisinya tidak diperhatikan. Namun itu salah, linggar jati berada pada lingkup perumahan penduduk dan kondisi tempatnya sangat diperhatikan. Bangunan gaya Belanda menjadi ciri khas, keberadaan linggar jati.
           Dari pos linggar jati hingga pos pertama cikuray, ditempuh dalam waktu 2 jam. Perjalanan malam yang tipis akan oksogen, membuat perjalanan saya sedikit lamban. Rasakan saja sendiri, bagaimana rasanya perjalanan malam yang gelap, mudah lelah, dan angin yang menusuk pada tulang-tulang.
        Sesampainya di pos pertama, kami mendirikan tenda untuk berisitirahat sejenak sembari mempersiapkan stamina untuk melakukan pendakian ke puncak gunung ciremai. Kebanyakan dari kami memilih tidur. Kalo saya, lebih memilih membuat api unggun untuk membuat diri menjadi lebih hangat. Sebenarnya, di kawasan ciremai dilarang membuat api unggun. Karena berpotensi kebakaran hutan. Cukup sering juga, gunung ciremai mengalami kebakaran hutan. Walaupun kebakaran yang terjadi tidak menyebabkan hancurnya hutan. Namun hal tersebut, merugikan satwa-satwa yang mendiaminya.
       Pukul 08.00, kami siap untuk melakukan pendakian menuju puncak gunung ciremai. Target kami semua setiap melakukan camping atau pendakian adalah menuju puncak gunung. Karena salah satu motivasi kami adalah menaklukan gunung dengan berada pada puncak gunung. Padahal esensi dari pendakian adalah menikmati alam yang disajikan oleh Sang Maha Pencipta. Oleh karena itu, ketika pendakian Ciremay, saya sepakat untuk mencoba menikmati keindahan panorama Ciremai.
saya menggunakan baju hijau, yang sedang menutup telinga. saya menutup telinga karena ada lebah hitam yang terus mendekati saya. entah lebah itu ingin apa terhadap saya. mungkin saja, saya itu manis yang lebih manis dari madu, hehe.
bersambung...

No comments:

Post a Comment