Sunday, November 27, 2011

Ampunan-Mu


Ya Allah, hamba telah melakukan apa yang Engkau larang, hamba belum bertaubat dari dosa yang telah hamba lakukan selama ini. Padahal Engkau tidak ridho atas dosa yang hamba perbuat. Engkau telah memberi hamba kesempatan kali ini untuk bertaubat kepada-Mu. Hamba bertaubat atas segala bentuk kema’shiatan yang telah hamba perbuat. Hamba memohon ampun kepada-Mu, maka ampunilah hamba dan ridhoi hamba-Mu ini, Ya Allah.
Ya Allah. Hamba ini lemah, maka jagalah hati hamba, diri hamba dari segala macam bentuk tipu daya setan yang terkutuk. Baik setan rupa manusia ataupun jin. Ya Allah, lindungilah hamba dari godaan-godaan setan, kukuhkanlah hati hamba dalam keimanan dan ketakwaan kepada-Mu, Ya Allah. Matikanlah hamba dalam keadaan husnul khatimah (teguh tauhid kepada Allah semata).
Amin.
Gambaran umum doa yang dibaca ketika memasuki akhir tahun menuju awal tahun ini, memohon kepada Allah untuk diampuni atas segala dosa yang telah diperbuat selama hidup di muka bumi ini dan memohon kepada Allah untuk senantiasa menjaga, membimbing, membina, dan mengarahkan hamba-Nya yang lemah dan bodoh ini kepada jalan yang Engkau Ridhoi.
Manusia tidak akan pernah lepas dari khilaf dan lupa. Akibat dari itu, kedzaliman yang akan dilakukannya. Baik dzalim terhadap diri sendiri atau pun kepada orang lain. Perbuatan seperti itu terkadang datang dari hawa nafsunya sendiri atau pun berupa godaan-godaan (bisa dari mana saja, bisa dari teman, media elektronik, dll).
Dalam surat Fatir ayat 36, Allah menggolongkan manusia menjadi 3 golongan. Yang pertama dzalimu linafsi, manusia yang mendzalimi dirinya sendiri, dialah orang yang melaksanakan apa yang dilarang oleh Allah dan menjauhi atau pun menolak terhadap segala yang diperintahkan oleh Allah. Manusia tersebut sadar akan perbuatan dosanya, kesadaran akan perbuatan dosa tidak membuat dirinya untuk berhenti melakukan dosanya. Terus dan terus dilakukan. Naudubillah. Yang kedua muqtashid, setengah-setengah. Dialah orang yang gemar beribadah namun gemar juga berbuat dosa. Semuanya dilakukan dengan imbang, baik berbuat amal shaleh dan amal salah. Yang ketiga, fastabiqul khayrat. Dialah orang yang senantiasa berloma-lomba dalam kebaikan, senantiasa ber-amar ma’ruf nahyi munkar, bermala shaleh, dan gemar untuk beribadah, subhanallah.
Ada salah satu amalan dari Nabi Yunus as, ‘Laa ilaha illa anta, subhanaka inni kuntu minadzdzalimin’. Artinya ‘Tiada Illah Selain Allah, Maha Suci Engkau sesungguhnya hambamu ini telah berbuat kedzaliman’. Dalam salah satu hadist qudshi disebutkan bahwa, apabila diantara kamu yang sadar akan perbuatan dosanya kemudian membaca amalan diatas, maka akan dicabut segala kesusahannya.
Bersambung. (nantikan tulisan selanjutnya). Terima kasih.

No comments:

Post a Comment