Buku : MITOS dan POLITIK ISRAEL
Pengarang : Roger Garaudy (Filsuf berkebangsaan Perancis)
Penerbit : Samiszdat Roger Garaudy, Paris
Penerjemah : Maulida Khiatuddin
Penerbit terjemahan : GEMA INSANI PRESS
Tahun terbit : 2000
Halaman : 193
Resume :
Mitos dan Politik Israel
Mitos-mitos Teologis
Mitos mengenai “janji”: tanah yang dijanjikan atau tanah yang ditaklukan, ada 2 penafsiran. Yang pertama dalam penafsiran Kristen, tercantum dalam kitab umat Kristen yaitu dalam Bibel, bahwasannya Tuhan memberikan atau menyerahkan tanah yang berada pada Lebanon dan Palestina kepada umat Yahudi secara tertulis (disebut sebagai akta yang ditandatangani tuhan). Yang kedua penafsiran kenabian Yahudi, berdasar pada sejarah Bibel, bahwasannya Abraham (nabi umat yahudi) telah diberikan tanah (Libanon dan Palestina) oleh Tuhan untuk diberikan kepada keturunannya dan umatnya. Dari kedua penafsiran tersebut, tidak dapat dibuktikan secara ilmiah, dan hanya kebohongan dari Israel agar memiliki dalih untuk menguasai kedua Negara tersebut. Orang Kristiani dan orang barat sekalipun tidak mempercayai atau menyangkal mengenai kedua penafsiran tersebut, karena tidak mungkin Tuhan memberikan akta tanah kepada makhluknya yang ada dimuka bumi ini.
Mitos bangsa yahudi sebagai bangsa terpilih-pun berdasar dari kitab yang mereka yakini. Diungkapkan bahwa umat di dunia ini terbagi dua, yang pertama adalah umat yahudi dan yang kedua adalah umat lain yang dianggap satu. Umat yahudi mengaku dirinya sebagai umat sulung yang ada dimuka bumi ini.
Mitos yosua (kitab umat yahudi) menjelaskan pemurnian etnis. Hal ini memaparkan bahwa umat yahudi merupakan umat yang tidak boleh dicampur-adukan, artinya umat yahudi hanya patut menikah dengan umat yahudi. Apabila dilanggar, maka akan diberikan sanksi yang berat dari pemimpin-pemimpin yahudi.
Mitos-mitos Abad ke-20
Abad ke-20 tepatnya saat perang dunia II, terjadi berbagai peristiwa diantaranya NAZI yang membantai 50 juta orang, didalamnya terdapat kurang lebih 6 juta umat yahudi (hal seperti ini yang beredar dalam buku-buku sejarah saat ini). Dalam kenyataannya pembantaian yang dilakukan NAZI terhadap umat Yahudi tidak ada bukti konkret dan kuat mengenai hal tersebut.
Dalam persidangan, ada 3 hal yang menjadi penguat sebuah bukti yaitu : Teks (bahan bukti), Kesaksian, dan Alat kejahatan. Pengadilan Nuremberg, merupakan pengadilan yang membahas secara tuntas mengenai tindakan yang dilakukan oleh NAZI atas tuduhan pembantaian terhadap umat Yahudi. Yang pertama pencarian barang bukti mengenai teks, bahwa ada perintah tertulis yang diberikan dari Hittler (pemimpin NAZI) kepada pasukannya untuk membasmi umat yahudi. Ternyata teks tersebut tidak pernah ditemukan hingga saat ini, artinya Hittler tidak pernah memberikan perintah untuk membasmi umat yahudi. Dalam kenyataannya Hittler dan salah satu pimpinan umat yahudi telah melaksanakan sebuah negosiasi, yaitu pendirian Negara yahudi di tanah Libanon dan Palestina. Selain itu Hittler sangat mendukung adanya Negara yahudi tersebut yang berada di tanah timur tengah dan Hittler mendukung adanya program yang dibuat oleh pimpinan yahudi, yaitu pemindahan secara selektif terhadap umat yahudi yang berada di eropa ke timur tengah. Pemindahan secara selektif ini, dipilih umat yahudi yang sekiranya dapat berkontribusi lebih atas pembangunan Negara yahudi.
Yang kedua mengenai kesaksian atas kejadian pembasmian umat yahudi. Dari kesaksian yang diperoleh, tidak ada satu saksi pun yang bisa diambil kebenarannya secara shah, karena tidak ada satu saksi pun yang melihat secara jelas dan mengalami terhadap kejadian pembasmian tersebut. Mayoritas saksi tersebut, bukan berdasar terhadap yang mereka lihat dan mereka rasakan namun berdasar terhadap apa yang mereka dengar sebagai rumor saat kejadian berlangsung. Sehingga rumor yang mereka dengar belum terbukti kebenarannya. Alhasil kesaksian tidak memperkuat adanya pembasmian yang dilakukan oleh NAZI terhadap umat yahudi. Yang ketiga adalah Alat Kejahatan yang digunakan. Hasilnya pun sama, tidak ada bukti berupa alat yang dapat membuktikan NAZI membantai umat Yahudi.
Mitos Antifasisme Orang Zionis, membuktikan ketidakkonsistenan (plin-plan) umat yahudi dalam memihak. Artinya keberpihakan umat yahudi atas dasar keuntungan yang akan diperoleh umat yahudi. Pada perang Dunia II, terlihat ketidakkonsistenan umat yahudi dalam berpihak, disatu pihak pemimpin-pemimpin besar umat yahudi mendukung Sekutu (Amerika, Inggris, Perancis, dll) dilain pihak mendukung German (Nazi). Dari kedua pihak tersebut, Yahudi memperoleh banyak keuntungan.
Keuntungan yang diperoleh ketika berkoalisi dengan German, German mendukung program Yahudi untuk membangun Negara Yahudi di Timur-Tengah (Tepatnya daerah Libanon dan Palestina) dan membantu dalam selektif umat Yahudi yang berada di Eropa (tujuan selektif untuk memilih umat yahudi yang jauh lebih kompeten dan memilih umat yahudi yang sekiranya dapat membantu mewujudkan terbentuknya Negara yahudi di timur-tengah, baik secara selektif alam maupun selektif berdasar kepada kekayaan).
Keuntungan yang diperoleh ketika berkoalisi dengan Sekutu, pertama bahwa Yahudi mendapatkan hasil rampasan perang dari German atas pengadilan dunia, dengan tuduhan pembantaian besar-besaran yang dilakukan oleh German terhadap umat Yahudi yang berada di Eropa. Kedua, Yahudi mendapatkan sortir senjata dari pihak sekutu. Ketiga, Yahudi mendapatkan kursi parlemen tertinggi di Negara Sekutu.
Mitos ‘Enam Juta’ umat yahudi yang tewas dibantai NAZI merupakan pemberitaan berlebihan yang dilakukan oleh yahudi. Sebab yahudi menguasai media massa dunia, perfilman dunia, alhasil mudah bagi Yahudi untuk memutar balikan fakta terhadap Realitas. Setelah ditelaah, tidak ada bukti yang membenarkan pernyataan tersebut (lihat 3 aspek persidangan pada paragraf V resume).
Mitos “Tanah Tanpa Bangsa untuk Bangsa Tanpa Tanah” memiliki realita berupa : pengusiran paksa terhadap bangsa Arab (non Yahudi) yang menempati tanah Libanon dan Palestina kemudian ditempati oleh Yahudi. Pengusiran secara paksa ini dilakukan secara anarkis, non manusiawi, tanpa ada humanism, bisa dikatakan pembasmian secara menyeluruh yang dilakukan yahudi terhadap bangsa Arab yang menempati wilayah tersebut. Dan hal ini tidak menjadi sorotan dunia, karena yahudi telah mengemasnya dengan baik. Dalih yang digunakan : bangsa Arab yang dibantai sebagai ‘teroris’ dan yahudi yang membantai sebagai pelindung/’penegak keadilan’.
Penggunaan Politik Mitos
Banyak yang dilakukan Yahudi setelah membuat berbagai macam mitos yang ada di muka bumi ini, yaitu lobi di Amerika Serikat dan lobi di Perancis. Dari kedua lobi yang mereka lakukan dapat membuat pendanaan yang luar biasa untuk dapat menciptakan Negara Yahudi. saat ini Negara Yahudi tersebut bernama Negara Israel.
Dari lobi yang mereka lakukan dengan Amerika Serikat, membuat mereka memiliki pasokan keuangan yang sangat besar, dimulai dari pinjaman sampai dana hibah. Dana yang mereka peroleh guna mengusir penduduk non yahudi yang berada pada daerah Libanon dan Palestina. Dana tersebut, digunakan untuk membeli senjata lalu untuk membuat negosiasi dengan Negara-negara lain.
Nuremberg telah menetapkan angka-angka, diantaranya pemalsuan : “empat juta” korban di Auschwitz telah diubah menjadi “kira-kira lebih sedikit dari satu juta”. Bahkan pengelola museum harus menerima revisi ini dan mengganti plat-plat peringatan tentang kejahatan.
Dogma ‘enam juta’ yang telah digugat oleh pembela keberadaan genocide yang paling keras kepala seperti Reitlinger yang menyatakan empat setengah juta dalam bukunya. Buku tersebu tidak memiliki reverensi ilmiah yang sangat kuat sekali. Hal ini bukan berarti, melibatkan diri dalam satu verifikasi akuntansi yangt menegakkan bulu roma ini, dengan cara menunjukkan kesia-siaan. Ini hanya bertujuan untuk menunjukkan bagaimana keinginan yang dipertimbangkan masak-masak untuk melestarikan kebohongan yang mengharuskan pemalsuan sejarah secara sistematis dan semena-mena.
Hipotesa bahasa kode yang digunakan secara konstan untuk mengatakan apa saja yang diiinginkan terhadap sebuah teks, tidak mempunyai dasar apapun. Pertama, Hittler dan kawan-kawan, seperti yang kami tunjukkan dalam buku ini, tidak pernah mencoba untuk menyembunyikan kejahatan-kejahatan mereka dan secara sinis mengumumkannya dalam bahasa yang jelas. Kemudian, orang Inggris telah mengembangkan secara lanjut teknik dan mesin pemecah kode, serta memiliki pesan-pesan dalam bahasa yang jelas. Bila hal itu ada, tentunya akan ditemukan berbagai kode pelaksanaan teknis untuk pemusnahan jutaan manusia secara mekanis.
Penolakan secara sistematis untuk mempertimbangkan ekspresi “penyelesaian akhir teritorial” yang seeringkali muncul dalam berbagai teks hittler, juga merupakan bukti dari keinginan untuk menolak semua analisis yang tidak menjustifikasikan kesimpulan-kesimpulan a priori : ‘enam juta’ dan “genocide”.
Dengan kesewenang-wenangan yang sama, diharuskan untuk mempertahankan terus ide tentang keberadaan kamar gas di Jerman (sebagai alat / barang bukti konkret mengenai pembantaian yang dilakukan NAZI terhadap umat Yahudi). caranya, dengan menghadirkan saksi-saksi mata dalam jumlah yang berarti, walaupun hal tersebut dibuktikan secara ilmiah tidak ada dalam wilayah Jerman. Dan keberadaan tersebut terus diperthankan di kamp Eropa Timur dengan kesaksian yang identik yang tidak boleh diperdebatkan.
Akhirnya, penolakan unuk mendiskusikan baik secara ilmiah maupun secara terbuka kesaksian-kesaksian ahli dan sebaliknya menjawab secara represif penemuan baru, hanya akan melestarikan keragu-reaguan. Tidak ada suatu tuntutan hokum yang lebih efektif untuk melawan Hittler kecuali dengan cara penegakkan kebenaran sejarah.
Segala hal yang kita lihat di televisi dalam pemberitaan-pemberitaan media massa, film-film yang ada merupakan rekayasa dari yahudi untuk memperkuat politik yahudi di dunia. Dan terbukti, untuk saat ini bahwa yahudi memiliki andil dan kekuasaan yang sangat kuat di dunia ini.
Dalam upaya melegitimasi pencaplokan tanah palestina sebagai “tanah yang dijanjikan” serta pendirian Negara Yahudi (Israel), umat Yahudi menciptakan mitos-mitos yang membuat dunia berkelaskasihan dan memihak kepadanya. Diciptakanlah mitos kerangka teologis Yahudi ditinjau dari sudut Bibel, mitos tindakan Nazi terhadap orang Yahudi selama Perang Dunia II, dan mitos pembasmian yang terencana atas orang Yahudi dengan jumlah korban yang sangat dibesar-besarkan. Ternyata, semua mitos itu dibalut oleh kebohongan dan bualan mereka belaka.
Tidak dapat dipungkiri juga bahwa bumi itu ibarat roda yang berputar ada kala diatas adakala dibawah tersungkur habis hingga ke-akar-akarnya sehingga kebenaran akan selalu ada yang menegakkannya, entah siapakah itu kita bisa melihat dan mungkin akan merasakannya dalam beberapa tahun kedepan. Wassalam, terima kasih.
No comments:
Post a Comment