Saturday, October 29, 2011

Banjir

Hujan yang telah lama dinanti, dari sekian bulan yang lalu (sekitar bulan Agustus hingga Pertengahan Oktober) mengalami kekeringan, yang berdampak pengurangan debit air dibeberapa titik terutama di Cimahi. Penantian panjang disambut positif atau negatif oleh beberapa orang. Sebagian orang berpandangan,  ‘banjir akan tiba’ dan yang lainnya, ‘Alhamdulillah tidak akan kekeringan lagi’.

Banjir memang sudah menjadi masalah yang tak kunjung selesai dari sejak dahulu. Entah masyarakat yang kurang tanggap akan kondisi yang dialaminya, atau pemerintah yang kurang bijak sehingga pemerintah kurang mengambil tindakan-tindakan realistis. Tetap saja, yang menjadi korban adalah masyarakat-masyarakat kecil dan masyarakat yang berada disekitarnya.

Contoh: banjir di daerah Borma (dari pal-3, daerah Cijerah) hingga depan komplek Melong Green Garden sungguh sangat memprihatinkan. Apalagi didepan borma dan sekitarnya, keadaanya sulit dilewati oleh kendaraan-kendaraan yang tidak terlalu tinggi, baik itu mobil maupun motor. Kalaupun ada mobil atau motor yang kondisinya kurang baik, sudah dapat dipastikan kendaraan tersebut akan terjebak.

Tidak hanya disekitar borma saja. Di daerah kelurahan Melong, yang baru-baru ini telah mengalami perbaikan jalan, terendam banjir pula. Yang menjadi perbedaan, dengan jalanan yang tidak terlalu lebar, banjir di daerah tersebut memiliki arus, sekalipun arusnya tidak terlalu besar. Arus tersebut, dihasilkan dari lalu-lalang pengendara motor maupun mobil yang melintas di daerah banjir tersebut.

Masih banyak lagi kondisi-kondisi yang lebih memprihatinkan, terutama di kawasan Bandung-Cimahi, dan kondisi ini akan terus terjadi selama musim penghujan. Bukan berarti hujan membawa kerugian, namun ada beberapa hal yang membuat hal ini terjadi. Sebuah pilihan bagi manusia, apakah manusia yang akan mengakhiri terjadinya banjir atau banjir yang akan mengakhiri kehidupan manusia. Memang semuanya kehendak Allah, namun akibatnya tidak lebih dari kesalahan yang dibuat oleh manusia itu sendiri.

Saya sendiri terkadang tidak sadar dengan perbuatan yang saya lakukan, apakah yang saya lakukan itu dapat berimbas negatif terhadap hal layak banyak atau yang saya lakukan itu dapat berimbas positif terhadap hal layak banyak. Namun, saya sadar. Sudah saatnya untuk tidak mengulangi kesalahan-kesalahan atau perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan hal layak banyak, dan sudah saatnya untuk melakukan yang terbaik bagi lingkungan yang saya tinggali ini.

Perbuatan yang harus saya lakukan adalah, membuang sampah pada tempatnya, lalu membuang abu rokok pada asbak, dan mengumpulkan sampah jika saya tidak menemukan tempat sampah.

No comments:

Post a Comment