Ya Allah, hamba telah melakukan
apa yang Engkau larang, hamba belum bertaubat dari dosa yang telah hamba
lakukan selama ini. Padahal Engkau tidak ridho atas dosa yang hamba perbuat. Engkau
telah memberi hamba kesempatan kali ini untuk bertaubat kepada-Mu. Hamba bertaubat
atas segala bentuk kema’shiatan yang telah hamba perbuat. Hamba memohon ampun
kepada-Mu, maka ampunilah hamba dan ridhoi hamba-Mu ini, Ya Allah.
Ya Allah. Hamba
ini lemah, maka jagalah hati hamba, diri hamba dari segala macam bentuk tipu
daya setan yang terkutuk. Baik setan rupa manusia ataupun jin. Ya Allah,
lindungilah hamba dari godaan-godaan setan, kukuhkanlah hati hamba dalam
keimanan dan ketakwaan kepada-Mu, Ya Allah. Matikanlah hamba dalam keadaan husnul
khatimah (teguh tauhid kepada Allah semata).
Gambaran umum
doa yang dibaca ketika memasuki akhir tahun menuju awal tahun ini, memohon
kepada Allah untuk diampuni atas segala dosa yang telah diperbuat selama hidup
di muka bumi ini dan memohon kepada Allah untuk senantiasa menjaga, membimbing,
membina, dan mengarahkan hamba-Nya yang lemah dan bodoh ini kepada jalan yang
Engkau Ridhoi.
Manusia tidak
akan pernah lepas dari khilaf dan lupa. Akibat dari itu, kedzaliman yang akan
dilakukannya. Baik dzalim terhadap diri sendiri atau pun kepada orang lain. Perbuatan
seperti itu terkadang datang dari hawa nafsunya sendiri atau pun berupa
godaan-godaan (bisa dari mana saja, bisa dari teman, media elektronik, dll).
Dalam surat
Fatir ayat 36, Allah menggolongkan manusia menjadi 3 golongan. Yang pertama dzalimu linafsi, manusia yang mendzalimi
dirinya sendiri, dialah orang yang melaksanakan apa yang dilarang oleh Allah
dan menjauhi atau pun menolak terhadap segala yang diperintahkan oleh Allah. Manusia
tersebut sadar akan perbuatan dosanya, kesadaran akan perbuatan dosa tidak
membuat dirinya untuk berhenti melakukan dosanya. Terus dan terus dilakukan. Naudubillah.
Yang kedua muqtashid,
setengah-setengah. Dialah orang yang gemar beribadah namun gemar juga berbuat
dosa. Semuanya dilakukan dengan imbang, baik berbuat amal shaleh dan amal salah.
Yang ketiga, fastabiqul khayrat. Dialah
orang yang senantiasa berloma-lomba dalam kebaikan, senantiasa ber-amar ma’ruf
nahyi munkar, bermala shaleh, dan gemar untuk beribadah, subhanallah.
Ada salah satu
amalan dari Nabi Yunus as, ‘Laa ilaha
illa anta, subhanaka inni kuntu minadzdzalimin’. Artinya ‘Tiada Illah
Selain Allah, Maha Suci Engkau sesungguhnya hambamu ini telah berbuat
kedzaliman’. Dalam salah satu hadist qudshi disebutkan bahwa, apabila diantara
kamu yang sadar akan perbuatan dosanya kemudian membaca amalan diatas, maka
akan dicabut segala kesusahannya.
Bersambung. (nantikan
tulisan selanjutnya). Terima kasih.
No comments:
Post a Comment